Menurut Aslina, setelah dirinya diperlihatkan dengan
kejadian dan gambaran manusia, ia kemudian dibawa
melewati malam yang sangat gelap gulita. Saking
gelapnya, dia tidak bisa melihat amalnya dan dua
malaikat yang mendampingi. Ketika kakinya berjalan
tiga langkah, terdengar suara orang berzikir. Kemudian
sang amal menyuruhnya untuk cepat menangkap suara
tersebut. Tapi Aslina tidak bisa menangkap. Tiba-tiba
waktu itu, lehernya dikalungi seutas rantai. Setelah
dipegang ternyata rantai tersebut berupa tasbih
sebanyak 99 butir.
Terdengar suara yang memerintahkan Aslina untuk
berzikir selama dalam perjalanan. Dia berjalan lagi
sepanjang tujuh langkah, namun waktunya sama dengan 10
jam waktu di dunia. Ketika sampai pada langkah ke
tujuh, dia melihat wadah menyerupai tapak sirih berisi
cahaya yang terpancar melalui lobang-lobangnya. Berkat
cahaya tapak sirih tersebut, dia bisa melihat dan
membaca tulisan Arab, berbunyi 'Husnul Khotimah'.
Di belakang tulisan itu terlihat gambar Ka'bah. Ketika
melihat tulisan dan gambar Ka'bah seketika, dia dan
amalnya tersenyum seraya mengucapkan Alhamdulillah.
Aslina mendekati cahaya itu dan mengambilnya, kemudian
disapukan ke mukanya. Ketika malam yang gelap gulita
itu menjadi terang benderang.
Nabi Muhammad
Setelah berjalan sekian jauh, dia mendengarkan suara
azan yang suaranya tidak seperti di Indonesia, namun
bernada Mekkah. Kepada amalnya, dia meminta waktu
untuk menunaikan sholat. Setelah mengerjakan sholat,
roh Aslina hijrah ke tempat lain dengan perjalanan 40
hari. Tempat yang dituju kali ini adalah Masjid Nabawi
di Madinah. Di masjid itu dia menyaksikan makam Nabi
Muhammad dan sahabatnya. Di makam Nabi ada pintu
bercahaya, terlihat sosok Nabi Muhammad sedang memberi
makan fakir miskin.
Tidak hanya itu di Masjid Nabawi, dia kembali
diperlihatkan kejadian menakjubkan. Tiba-tiba cahaya
'Husnul Hotimah' yang ada di tangannya lepas, kemudian
mengeluarkan api yang menerangi seluruh ruangan
sehingga makam Nabi terlihat jelas. Waktu itu dari
balik makam Nabi, dia melihat sosok manusia, berwajah
ganteng menyerupai malaikat, kulit langsat, mata sayu,
pandangan luas terbentang dan tajam. "Raut muka
seperti orang Asia (oval, red) namun tidak kelihatan
kepalanya. Tapi saya yakin sosok manusia tersebut
adalah Nabi Muhammad," katanya.
Melihat peristiwa itu, lantas Aslina bertanya kepada
malaikat dan amalnya. "Kenapa cahaya tersebut
menerangi Nabi Muhammad, sehingga saya bisa melihat.
Dan kenapa wajah Nabi bercahaya?" Dijawab bahwa Anda
adalah orang yang mendapat syafaat dan hidayah dari
Allah. Mengenai wajah nabi yang bercahaya, karena
selama mengembangkan agama Islam selalu mendapat
tantangan.
Perjalanan tidak di situ saja, Aslina dan pengawalnya
berbalik arah untuk pulang. Rupanya ketika dalam
perjalanan pulang dia kembali menyaksikan, jutaan umat
manusia sedang disiksa dan menderita di sebuah
lapangan. Orang-orang tersebut meronta dan berdoa
minta agar kiamat dipercepat. Karena sudah tak tahan
lagi dengan siksaan. Mereka mengaku menyesal dan minta
dihidupkan kembali agar bisa bertaubat. "Jarak Aslina
dengan mereka hanya lima meter, namun tak bisa
memberikan pertolongan," ujarnya.
Selama melihat kejadian itu, Aslina membaca Al Quran
30 juz, Hafis (hafal) dan khatam tiga kali. Kemudian
membaca surat Yasin sebanyak 1000 kali dan shalawat
kepada seluruh nabi (Adam sampai Muhammad). Aslina
berlari sepanjang Arab Saudi atau sepanjang Sabang
sampai Marauke seraya menangis melihat kejadian
tersebut.
Aslina juga ingin diperlihatkan apa yang terjadi pada
dirinya dikemudian hari. Namun sebelumnya dia diminta
oleh malaikat untuk berzikir. Lamanya zikir yang
dilakukan Aslina selama dua abad dan dua pertukaran
zaman. Hal ini ditandai dengan 1 Syawal yang jatuh
pada tanggal 31 Desember. Selesai berzikir, Aslina
mendengar suara yang seperti ditujukan kepadanya.
"Sadarlah wahai umat-Ku, kau sudah Ku matikan.
Sampaikan kepada umat-Ku, apa yang Ku perlihatkan.
Sampaikan kepada umat-Ku, umat-Ku, Umat-ku."
No comments:
Post a Comment