Apa kiranya pelajaran yang dapat kita ambil dari kedua kisah di atas?
Ya, tentang sebuah perubahan. Perubahan yang ternyata dimulai terlebih dahulu dari sebuah keberanian. Dari kisah pertama, kita belajar, bahwa keberanian dan sikap proaktif dapat muncul dari siapa saja, bahkan dari seorang mahasiswa baru, yang biasanya terstigma untuk selalu menuruti apa kata lingkungan atau senior-seniornya. Ia memilih untuk bersikap ketika ada suatu hal yang menurutnya tidak benar. Ia konsisten dengan pilihannya hingga pada akhirnya perubahan yang diinginkan dapat benar terjadi. Ia tidak memedulikan pendapat sekitarnya, ia terus melakukan hal yang dianggapnya benar. Walaupun pada awalnya apa yang dia lakukan tergolong kecil, namun pada akhirnya membawa sebuah perubahan yang besar. Satu lagi pelajaran, bahwa perubahan itu berjenjang. Dimulai dari tindakan kecil yang konsisten namun pada akhirnya membawa efek yang luar biasa.
Dari kisah kedua pun demikian. Kita belajar dari Gandhi, bagaimana sebuah perubahan tidaklah harus melalui cara-cara yang ekstrim dan kasar. Bagaimana kita dapat memengaruhi dan merubah paradigma orang mempunyai kekuatan lebih besar ketimbang melakukan aksi-aksi menggebrak yang hanya mempunyai efek sesaat. Dan sekali lagi, kita pun belajar dari Gandhi, bagaimana perubahan dimulai dari keberanian. Gandhi yang tadinya adalah seorang pengacara, rela meninggalkan pekerjaan basahnya, dan memilih untuk membela rakyatnya.
Bagaimana dengan di Indonesia?
Yakinlah, kita semua dapat melakukan perubahan ke arah yang lebih baik.
Mau muda, mau tua. Mau orang biasa, mau pejabat.
Walaupun melalui tindakan yang kecil, namun jika dilakukan dengan konsisten dan terorganisir, niscaya cita-cita perubahan itu akan tercapai.
No comments:
Post a Comment